batuan beku
MAKALAH
BATUAN BEKU
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi
Tugas
Mata Kuliah Geologi Dasar
Dosen : sekar widyaningsih.S.Kel
Disusun Oleh :
DARU
AGUNG P. (2016.02.4.0007)
JURUSAN OSEANOGRAFI
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA
2017
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada
Allah SWT karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Batuan beku. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Geologi. Tidak lupa pula
sholawat serta salam kami panjatkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah
membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti
saat ini. Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi
bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.
Surabaya, 27 Januari 2017
Penyusun
DARU AGUNG P.
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul................................................................................................. i
Kata Pengantar.................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................. iii
BAB
I PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................... 1
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 2
2.1 Pengertian batuan beku.......................................................................
2
2.2 Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Tempat Terjadinya................. 2
2.3 Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Mineralogi.............................. 5
2.4 Struktur Batuan
Beku..........................................................................
6
2.5
Determinasi Batuan Beku.....................................................................
7
BAB
III KESIMPULAN................................................... ................................ 9
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................ 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Bumi tertutupi oleh daratan dan
lautan, dimana bagian lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi
daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat diamati langsung dengan dekat,
maka banyak hal-hal yang dapat diketahui secara cepat dan jelas. Salah satu
diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh jenis batuan yang
berbeda satu sama lain dan berbeda-beda materi penyusun serta berbeda pula
dalam proses terbentuknya.
Petrology yaitu ilmu yang khusus
membahas tentang batuan. Batuan beku sebenarnya telah banyak dipergunakan orang
dalam kehidupan sehari-hari hanya saja kebanyakan orang hanya mengetahui
cara mempergunakannya saja, dan sedikit yang mengetahui asal kejadian dan
seluk-beluk mengenai batuan beku ini. Secara sederhana batuan beku adalah
batuan yang terbentuk dari pembekuan magma.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud
dengan batuan beku?
2. Bagaimana batuan beku
terbentuk?
3. Apa saja pembagian genetik batuan beku?
4. Bagaimana struktur
batuan beku?
5. Bagaimana determinasi
batuan beku?
1.3.
Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan
apa itu batuan beku
2. Menjelaskan
bagaimana proses terbentuknya batuan beku
3. Menjelaskan pembagian
batuan beku berdasarkan genetiknya
4. Menjelaskan
struktur batuan beku
5. Menjelaskan
determinasi batuan beku
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Pengertian Batuan Beku Batuan beku
atau sering disebut igneous rocks adalah
jenis batuan
yang terbentuk dari magma
yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi,
baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif
(plutonik)
maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif
(vulkanik).
Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah
ada, baik di mantel
ataupun kerak
bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses
berikut: kenaikan temperatur,
penurunan tekanan,
atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil
dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
2.2. Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Tempat Terjadinya
Magma dapat mendingin dan membeku di bawah atau di atas permukaan bumi.
Bila membeku di bawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang dinamakan batuan
beku dalam atau disebut juga batuan beku intrusive (sering juga dikatakan sebagai
batuan beku plutonik). Sedangkan, bila magma dapat mencapai permukaan bumi
kemudian membeku, terbentuklah batuan beku luar atau batuan beku ekstrusif. golongan
ini berdasarkan genesa atau
tempat terjadinya dari batuan beku, pembagian batuan beku ini merupakan
pembagian awal sebelum dilakukan penggolongan batuan lebih lanjut. Pembagian
genetik batuan beku adalah sebagai berikut :
A. Batuan
Beku Dalam ( Beku
Intrusif )
Magma yang membeku di bawah permukaan bumi, pendinginannya sangat lambat
(dapat mencapai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang
besar dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusive. Tubuh batuan
beku dalam mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada kondisi
magma dan batuan di sekitarnya. Magma dapat menyusup pada batuan di sekitarnya
atau menerobos melalui rekahan-rekahan pada batuan di sekelilingnya. Batuan beku
intrusif selanjutnya dapat dibagi lagi menjadi batuan beku intrusi dalam dan
batuan beku intrusi permukaan. berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan
batuan yang diterobosnya, struktur
tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.
Struktur
tubuh batuan beku yang memotong lapisan batuan di sekitarnya disebut diskordan.
yaitu:
1. Batholit, merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar
dimensinya. Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang
diterobosnya. Kebanyakan batolit merupakan kumpulan massa dari sejumlah
tubuh-tubuh intrusi yang berkomposisi agak berbeda. Perbedaan ini mencerminkan
bervariasinya magma pembentuk batholit. Beberapa batholit mencapai lebih dari
1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya. Dari penelitian geofisika dan penelitian
singkapan di lapangan didapatkan bahwa tebal batholit antara 20-30 km.
Batholite tidak terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan, karena tidak
ada rekahan yang sebesar dimensi batolit. Karena besarnya, batholit dapat
mendorong batuan yang di1atasnya. Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan
ke atas oleh magma yang bergerak ke atas secara perlahan, tentunya ada proses
lain yang bekerja. Magma yang naik melepaskan fragmen-fragmen batuan yang
menutupinya. Proses ini dinamakan stopping. Blok-blok hasil stopping lebih
padat dibandingkna magma yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap
fragmen-fragmen ini bereaksi dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak semua
magma terlarut dan mengendap di dasar dapur magma. Setiap frgamen batuan yang
berada dalam tubuh magma yang sudah membeku dinamakan Xenolith.
2. Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan
dimensinya lebih kecil dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km.
Stock merupakan penyerta suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit.
3. Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan
intrusi yang dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular,
sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan)
batuan yang diterobosnya.
4. Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung api di bawah
kawah yang mengalirkan magma ke kepundan. Kemudian setelah batuan yang menutupi
di sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih silindris
dan menonjol dari topografi disekitarnya.
Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di
sekitarnya disebut konkordan
diantaranya adalah sill, lakolit dan
lopolit.
a.
Sill, adalah intrusi batuan beku yang
konkordan atau sejajar terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya. Berbentuk
tabular dan sisi-sisinya sejajar.
b.
Lakolit, sejenis
dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian atasnya, batuan yang
diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah landai.
Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill. Akibat proses-proses geologi,
baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapt tersingka di
permukaan.
c.
Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit
hanya saja bagian atas dan bawahnya cekung ke atas.
B. Batuan
Beku Luar ( Beku Ekstrusif )
Magma yang mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau lubang
kepundan gunung api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku menjadi
batuan ekstrusif. Keluarnya magma di permukaan bumi melalui rekahan disebut
sebagai fissure eruption. Pada umumnya magma basaltis yang viskositasnya rendah dapat mengalir di
sekitar rekahannya, menjadi hamparan lava basalt yang disebut plateau basalt.
Erupsi yang keluar melalui lubang kepundan gunung api dinamakan erupsi sentral.
Magma dapat mengalir melaui lereng, sebagai aliran lava atau ikut tersembur ke
atas bersama gas-gas sebagai piroklastik. Lava terdapat dalam berbagai bentuk
dan jenis tergantung apda komposisi magmanya dan tempat terbentuknya.Apabila
magma membeku di bawah permukaan air terbentuklah lava bantal (pillow lava),
dinamakan demikian karena pembentukannya di bawah tekanan air.Dalam klasifikasi
batuan beku batuan beku luar terklasifikasi ke dalam kelompok batuan beku
afanitik.
Batuan beku
ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dipermukaan
bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagai struktur yang
memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava
tersebut. Struktur ini diantaranya:
a.
Sheeting joint, yaitu
struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan
b.
Columnar joint, yaitu
struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti batang pensil.
c.
Pillow lava, yaitu
struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal ini diakibatkan
proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
d.
Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada
batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
e.
Amigdaloidal, yaitu
struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit,
kuarsa atau zeolit
f.
Struktur aliran, yaitu
struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada arah tertentu
akibat aliran.
2.3. Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Mineralogi
Analisis batuan beku pada umumnya
memakan waktu, maka sebagian besar batuan beku didasarkan atas susunan mineral
dari batuan itu. Mineral-mineral yang biasanya dipergunakan adalah mineral
kuarsa, plagioklas, potassium feldspar dan foid untuk mineral felsik. Sedangkan
untuk mafik mineral biasanya mineral amphibol, piroksen dan olovin. Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan
tekstur akan dapat mencrminkan sejarah pembentukan batuan dari pada atas dasar
kimia. Tekstur batuan beku menggambarkan keadaan yang mempengaruhi pembentukan
batuan itu sendiri. Seperti tekstur granular member arti akan keadaan yang
serba sama, sedangkan tekstur porfiritik memberikan arti bahwa terjadi dua
generasi pembentukan mineral. Dan tekstur afanitik menggambarkan pembekuan yang cepat.
Dalam klasifikasi batuan beku yang
dibuat oleh Russel B. Travis, tekstur batuan beku yang didasarkan pada ukuran
butir mineralnya dapat dibagi menjadi :
a. Batuan Dalam, bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun
batuan tersebut dapat dilihat tanpa bantuan
alat pembesar.
b. Batuan Gang, bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik.
c. Batuan Gang, bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik
d. Batuan Lelehan , bertekstur
afanitik, dimana individu mineralnya tidak dapat
dibedakan atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa.
2.4. Struktur Batuan Beku
Struktur Batuan Beku adalah pembagian batuan beku
berdasarkan bentuk batuan beku dan proses kejadiannya, yang terbagi menjadi:
a. Struktur
Bantal (pillow structure)
Struktur Bantal adalah
struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi tertentu yang dicirikan oleh
massa batuan yang berbentuk bantal, berukuran antara 30 – 60 cm dan biasanya
jarak antar bantal berdekatan dan terisi oleh bahan-bahan dari sedimen klastik,
terbentuk di dalam air dan umumnya terbentuk di laut dalam.
b.
Struktur Vesikular
Struktur Vesikular adalah struktur
pada batuan ekstrusi yang terdapat rongga-rongga yang berbentuk elip, silinder
maupun tidak braturan.Terbentuknya rongga-rongga terjadi akibat
keluarnya/dilepaskannya gas-gas yang terkandung di dalam lava setelah mengalami
penurunan tekanan.
c.
Struktur Aliran
Struktur
Aliran terjadi akibat lava yang disemburkan tidak ada yang dalam keadaan
homogen, karena saat lava menuju ke permukaan selalu terjadi perubahan
komposisi, kadar gas, kekantalan, dan derajat kristalisasi. Struktur aliran
dicerminkan dengan adanya goresan berupa garis-garis yang sejajar, perbedaan
warna dan teksturnya.
d. Struktur
Kekar
Struktur Kekar adalah bidang-bidang
pemisah/retakan yang terdapat dalam semua jenis batuan, biasanya disebabkan
oleh proses pendinginan tetapi ada yang disebabkan oleh gerakan-gerakan di
dalam bumi yang berlaku sesudah batuan mengalami pembekuan.
Retakan-retakan yang memotong
sejajar dengan permukaan bumi menghasilkan struktur perlapisan, sedang yang
tegak lurus dengan permukaan bumi akan menghasilkan struktur bongkah.
Retakan dapat pula membentuk
kolom-kolom yang dikenal dengan struktur kekar meniang (columnar jointing), hal
ini disebabkan karena adanya pendinginan dan penyusutan yang merata dalam magma
dan dicirikan oleh perkembangan retakan membentuk segi empat, segi lima atau
segi enam, umumnya terdapat pada batuan basal.
2.5. Determinasi Batuan Beku
1.
Bassalt
Batuan basalt berwarna gelap, berat, kaya akan besi
dan sedikit akan kandungan mineral silika batuan vulkanik, yang biasanya
membentuk lempeng samudera di dunia. Mempunyai ukuran butir yang sangat baik
sehingga kehadiran mineral mineral tidak terlihat. Ditemukan di
sukadana,Lampung. Perusahaan penambang PT. Putra
2. Andesit
Andesit
adalah suatu jenis batuan beku vulkanik dengan komposisi antara dan tekstur
spesifik yang umumnya ditemukan pada lingkungan subduksi tektonik di wilayah
perbatasan lautan seperti di pantai barat Amerika Selatan atau daerah-daerah
dengan aktivitas vulkanik yang tinggi seperti Indonesia.
Batu andesit banyak digunakan dalam
bangunan-bangunan megalitik, candi dan piramida. Begitu juga perkakas-perkakas dari
zaman prasejarah banyak memakai material ini, misalnya: sarkofagus, punden
berundak, lumpang batu, meja batu, arca dll. Ditemukan di gunung Masigit,
JABAR.
3. Obsidian
Obsidian adalah mineral -seperti, tetapi tidak mineral
benar karena sebagai kaca tidak kristal , selain komposisinya terlalu rumit
untuk terdiri dari mineral tunggal. Kadang-kadang diklasifikasikan sebagai
mineraloid .
Meskipun
obsidian berwarna gelap mirip dengan mafik batuan seperti basal ,'s komposisi
obsidian sangat felsic . Obsidian terutama terdiri dari SiO 2 ( dioksida
silikon ), biasanya 70% atau lebih. batu Kristal dengan itu komposisi obsidian
termasuk granit dan riolit . Karena obsidian adalah metastabil di permukaan
bumi (lebih dari waktu kaca mineral kristal menjadi berbutir-halus), tidak ada
obsidian telah ditemukan yang lebih tua dari Kapur usia. Ini rincian obsidian
dipercepat dengan adanya air. Obsidian memiliki kadar air rendah jika segar,
kurang dari 1% air biasanya menurut beratnya,tetapi menjadi semakin terhidrasi
saat berhubungan dengan air tanah, membentuk perlite . Ditemukan di
nagggrek,Bandung.
4. Dasit
Merupakan intrusi batuan beku yang menerobos andesit.
Hasil pelapukan berupa lanau lempingan, berwarna coklat kehitaman, palstisitas
sedang, lunak.. ditemukan di karangsambung, kebumen.
5. Diorit
Batu diorit merupakan batuan hasil terobosan batuan
beku (instruksi) yang membentuk morfologi pembuktian berelief kasar dengan
elevasi dari beberapa ratus meter hingga mencapai lebih dari 1000 meter di atas
permukaan laut (dpal).
Batuan ini umumnya mempunyai warna
yang bervariasi, yaitu coklat, coklat kehitaman, abu-abu kehitaman, abu-abu dengan
bercak-bercak hitam, hitam kecoklatan atau abu kehitaman, bersifat pejal
(massif) dan kompak dengan tekstur porfiro granitik dengan nilai kuat tekan
berkisar antara 970-1.260 kg / cm2; ketahanan terhadap keausan 0,072-0,083
mm/menit; berat isi asli 2,66-2,78 ton/m3 dan penyerapan terhadap air 0,73-1,10
%. Sehingga batu diorit ini dapat dijadikan sebagai batu ornamen dinding maupun
lantai bangunan gedung atau untuk batu belah untuk pondasi bangunan / jalan
raya. Ditemukan di Bayat, Klaten. Perusahaan penambang
PT. Aneka Tambang.
6. Peridot
Peridot pada umumnya terdiri hanya dari satu warna
yaitu hijau olive, dan yang paling dicari adalah yang warnanya agak gelap atau
yang susunan besinya tidak lebih dari 15% dan terdapat campuran nickel dan chromium
karena campuran tersebut memberi pengaruh pada warnanya.
Warnanya yang hijau disebabkan oleh
adanya zat besi di dalamnya dan kadang jika warnanya agak kecoklat-coklatan itu
dikarenakan campuran besinya terlalu banyak di dalam susunan kimia tersebut.
Ditemukan di karangsambunng, Kebumen.
7. Granit
Granit adalah jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum dan banyak ditemukan. Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, dan oleh karena itu banyak digunakan sebagai batuan untuk konstruksi. Kepadatan rata-rata granit adalah 2,75 gr/cm³ dengan jangkauan antara 1,74 dan 2,80. Kata granit berasal dari bahasa Latin granum. Meja granit sebagai bidang acuan dalam proses pengukuran. Dalam bidang industri dan rekayasa, granit banyak dipakai sebagai bidang acuan dalam berbagai pengukuran dan alat pengukur.
Granit adalah jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum dan banyak ditemukan. Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, dan oleh karena itu banyak digunakan sebagai batuan untuk konstruksi. Kepadatan rata-rata granit adalah 2,75 gr/cm³ dengan jangkauan antara 1,74 dan 2,80. Kata granit berasal dari bahasa Latin granum. Meja granit sebagai bidang acuan dalam proses pengukuran. Dalam bidang industri dan rekayasa, granit banyak dipakai sebagai bidang acuan dalam berbagai pengukuran dan alat pengukur.
Hal ini dikarenakan granit bersifat kedap air, kaku (rigid),
non-higroskopis dan memiliki koefisien ekspansi termal yang sangat rendah.
Salah satu penerapannya adalah pada mesin pengukur koordinat (Coordinate
Measuring Machine).
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang
dapat saya sampaikan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Batu adalah material padat dari
agregat mineral yang telah padu. Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk
dari magma yang mendingin dan membeku.
2. Batuan beku adalah batuan yang
terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan
terbentuk akibat pembekuan dari magma.
3. Batuan beku berdasarkan genetiknya
yaitu batuan ekstruksi dan batuan instrusi yaitu batuan beku dalam dan beku luar.
4. Struktur batuan beku ada 4, yaitu
struktur bantal, struktur vesikular, strutur aliran, struktur kekar.
5. Beberapa jenis batuan beku antara
lain batu Diorit, Diabas, Basalt, Dunit, perodit, Obsidian, Granit dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
2 .
Komentar
Posting Komentar